top of page

Mau Memikat Gen-Z? Anda Harus Siap Mendengar!


tangan memegang ponsel pintar

Di setiap tahun politik, akan selalu muncul politisi yang menggebu-gebu mengajak relawannya untuk menarik suara pemilih muda. Sayangnya, niat baik ini sering tidak dibarengi dengan ketulusan untuk sungguh-sungguh mengenal pemuda-pemudi yang mereka sasar. Lima tahun yang lalu, telinga kita hampir tuli mendengarkan politisi yang tak ada habisnya menyebut kata "milenial". Sekarang, generasi yang menjadi target para politisi adalah Generasi Z (persisnya para calon pemilih yang lahir antara tahun 1997 dan 2006).


Potret Gen-Z Indonesia


Anak muda berkumpul

Kaum generasi Z adalah kamu muda yang cerdas secara digital dan sadar sosial. Mereka umumnya tidak takut berpendapat. Pertanyaannya: apakah politisi-politisi Indonesia siap untuk mendengarkan mereka? Jangan-jangan para politisi malah akan jatuh ke dalam jebakan prasangka dan meremehkan kesadaran intelektual para kaum Gen-Z.


Kaum muda memang kerap menjadi korban persepsi yang keliru. Mereka dianggap tidak terlibat atau bodoh secara politik. Persepsi ini adalah buah pikir orang-orang malas dan arogan. Mereka tidak peduli untuk berusaha mengenal kaum muda. Sebabnya ketika mereka mencoba berinteraksi dengan kaum muda mereka praktis tidak didengar. Laporan riset yang diterbitkan oleh IDN Media bisa menjadi titik awal untuk semua pihak yang ingin menjangkau kaum muda, khususnya kaum Gen-Z Indonesia. Laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa Kaum Gen-Z Indonesia bukanlah orang-orang bodoh. Mereka dapat dengan mudah mengakses informasi, mereka juga vokal, dan bersemangat ketika menyentuh masalah yang mereka anggap penting, mulai dari perubahan iklim hingga peluang karier. Kaum Gen-Z Indonesia tidak menunggu untuk diceramahi; mereka menuntut untuk didengarkan. Gen-Z Indonesia bukan konsumen informasi yang pasif. Mereka aktif berinteraksi sosial dalam komunitasnya masing-masing. Selain itu, "Laporan Gen Z Indonesia 2022", juga menunjukkan bahwa Gen-Z Indonesia memanfaatkan platform digital tidak hanya untuk interaksi sosial, tetapi juga untuk kemajuan karir dan kewirausahaan.

Mereka juga sadar iklim. Mayoritas 70% merasa bertanggung jawab secara pribadi untuk meringankan dampak perubahan iklim, dan 66% bersedia mengeluarkan biaya ekstra untuk produk yang lebih sadar lingkungan. Ini mencerminkan kepedulian mereka terhadap lingkungan dan komitmen mereka terhadap praktik berkelanjutan.


Inovatif dan berwirausaha, Gen-Z Indonesia ingin membuat perbedaan dalam komunitas mereka, membentuk wacana, dan memimpin jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, terhubung, dan inovatif.

Berkomunikasi dengan Gen-Z: Sebuah Pendekatan Baru


Anak muda patriotis

Berinteraksi dengan Gen-Z Indonesia membutuhkan perubahan pendekatan. Politisi yang ingin menjaring suara Gen-Z tanpa memberikan mereka kesempatan untuk berbicara silakan mundur dari arena tanding. Anda jelas tidak paham lanskap, dan tidak peduli untuk memahami.


Bila Anda memang sungguh-sungguh ingin menjangkau Generasi Z Indonesia, bangunlah platform-platform untuk menjaring aspirasi. Jangan beri tahu kaum muda Gen-Z apa yang harus mereka pikirkan. Pahami apa yang mereka anggap penting dan bangunlah dialog yang konstruktif.


Besar kemungkinan ide-ide besar yang kita butuhkan justru ada di pemikiran para Gen-Z. Jangan berusaha untuk tampak pintar. Berusahalah untuk tulus memahami isu-isu yang penting bagi kaum Gen-Z dan masukkan aspirasi mereka ke dalam narasi politik Anda.


Penting juga untuk diingat bahwa kaum Gen-Z mencakup berbagai latar belakang. Mereka memiliki minat, nilai, dan aspirasi yang beragam. Mereka adalah individu dengan perspektif dan pengalaman unik. Kenalilah keunikan-keunikan itu.


Untuk Anda yang bernafsu ingin menjangkau kaum Gen-Z Indonesia: Bagaimana? Apakah Anda siap untuk mendengarkan mereka? Ataukah Anda akan mulai menguliahi lagi hingga dianggap tidak relevan? Pilihannya di tangan Anda.

bottom of page